Analisis Jurnal “To Improve Stability of Factor VIII Using Minipool Cryoprecipitate Lyophilized for Hemophilia a Treatment in Indonesia”
Hemofilia adalah kelainan koagulasi herediter yang
paling sering dijumpai juga sering di derita olek laki-laki.Terdapat dua jenis hemofilia,
yaitu hemofilia A karena kekurangan faktor VIII (F VIII) sebanyak 80-85% penderita dan hemofilia B karena
kekurangan faktor IX (F IX) sebanyak 10-15% penderita. Gejala hemofilia yang
sering kita temui seperti memar, perdarahan lama setelah luka atau operasi dan
70-80% penderita mengalami gejala karakteristik dengan perdarahan spontan sendi
(hemartosis atau hematoma). Perdarahan yang mengancam jiwa seperti perdarahan
otak memerlukan penanganan yang cepat. Dalam waktu dua jam setelah perdarahan,
penderita harus mendapatkan faktor pembekuan. Pada penderita hemofilia A
diberikan replacement therapy (terap
sulih) berupa konsentrat F VIII melalui
intravena atau transfusi kriopresipitat bila konsentrat tidak tersedia. Konsentrat
F VIII dan F IX juga digunakan untuk
persiapan tindakan operasi ringan seperti cabut gigi atau sirkumsisi.
Konsentrat ini berasal dari plasma atau dibuat secara rekombinan. Namun sangat
disayangkan penderita masih mengalami kendala diantaranya konsentrat F VIII dan
F IX masih impor, harganya sangat mahal,
tidak selalu tersedia di semua daerah dan dukungan pembiayaan dari pemerintah
masih terbatas. Maka sebagai alternatifnya menggunakan kriopresipitat yang mengandung F
VIII untuk hemofilia A dengan harga yang relatif murah namun keamanannya juga
belum cukup memadai dibandingkan dengan konsentrat. Selain itu kriopresipitat
hanya bisa diberikan bagi yang memiliki golongan darah yang sama. Selain itu
karena limbah plasma sangat banyak maka limbah tersebut dimanfaatkan menjadi Minipool Cryoprecipitate(MC). Pada MC
ini berbentuk cair dan membuat stabilitasnya terbatas sehingga harus disimpan
di Freezer pada suhu -30OC. Karena Indonesia sangat luas dan
penderita hemofilia bisa berasal dari daerah terpencil maka sangat diperlukan
uji stabilitas terhadap kandungan F VIII, pH, osmolaritas, dan kelarutannya.
Jika MC cair diliofilisasi menjadi MC kering dengan penambahan eksipien, maka
MC akan lebih stabil ketika disimpan dan didistribusikan di suhu Blood Bank
2-8°C atau > 25°C untuk pasien yang berdomisili di daerah terpencil. Juga
dapat digunakan sebagai terapi sulih profilaksis di rumah (home therapy).
Hasil dari penelitian untuk membandingkan stabilitas dan keamanan MC kering dan MC cair yang dilakukan dengan desain penelitian eksperimental laboratorium yang menggunakan kriopresipitat darah pendonor dan merupakan penelitian pra klinis yang dilakukan dibeberapa tempat pada September 2015 samai Juli 2019 dengan populasi meliputi berbagai golongan darah dari pendonor darah lengkap, sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sedangkan untuk sampel penelitian berupa sampel MC cair dan MC kering.
Komentar
Posting Komentar